Minggu, 18 September 2011

Profil Model Magz: Zahra Jasmine

 
Kenal dekat dengan Zahra, serasa berada di tempat yang sejuk dan menyenangkan. Pembawaannya menyenangkan, akrab. Bicaranya halus, dengan vokal yang bisa dibilang sangat pelan, namun cukup bagi lawan bicaranya untuk mendengar dan mengerti.

Ia bicara seperlunya. Sementara sorot matanya tajam, dengan bola mata bundarnya yang indah. Secara keseluruhan, wajahnya sangat cantik. Dan itu diimbangi penampilan secara keseluruhan, seksi dan aduhai.

Bagaimana kamu mengimbangi penampilan dan kecantikanmu yang nyaris sempurna, Zahra?
"Bagiku kecantikan wajah harus balance dengan keindahan tubuh. Demikian juga dengan kehidupan itu sendiri. Hidup harus imbang sehingga semuanya mudah teratur, balance dalam arti tidak terlalu berlebihan, baik dalam menekuni pekerjaan, karier. Jangan sampai workacholic. Juga soal percintaan, harus seimbang antara keluarga dan teman-teman. Jangan terlalu ngoyo kerja, sehingga lupa yang lain. Buat apa banyak uang tapi sakit-sakitan karena pekerjaan? Demikian juga kira-kira dalam soal hubungan percintaan, membina hubungan keluarga dengan baik, juga bergaul dengan teman-teman," tutur Zahra, tegas.


 
Memang dalam menekuni dunia model, Zahra nampak tak terlalu memaksakan diri atau ngoyo. Mungkin karena prinsip balance itu tadi. "Aku menekuni model karna ada dorongan dari keluarga. Aku punya famili (kerabat –red) namanya Om Dadan, dialah yang terus memberi support aku menekuni dunia model. Kebetulan ia juga seorang perancang yang banyak mengkreasi kebaya," kata Zahra.

"Support itu dilakukan sudah lama sejak aku masih duduk dibangku sekolah SMA. Ia katanya tahu kalau aku punya bakat sebagai model, maka ia mendorongku mengembangkan bakatku. Padahal waktu SMA aku dikenal sangat tomboy," lanjut Zahra.


 
Selanjutnya Zahra bercerita, saking intens-nya family itu men-support, ia sering menyuruh asistennya minta ijin ke sekolah Zahra manakala ada kegiatan modeling. "Guru-guruku sampai bosen dimintai izin aku nggak masuk sekolah," kenang Zahra sambil melempar senyumnya.

Namun semua itu tak sia-sia. Berkat Om Dadan, ia sering menjuarai lomba. Dari sana kemudian berkembang menerima job-job fashion show. Salah satu yang paling sering melakukan adalah fashion show dengan mengenakan rancangan famili-nya itu, yaitu kebaya-kebaya modern.

Jadi Zahra sebenarnya tak ada keinginan dari diri sendiri untuk menjadi model?
"Ada, dong. Kalau tak ada, mana mungkin semua itu aku lakukan hingga kini. Jelas ada dari keinginan diri sendiri," jawab Zahra.


 
Zahra juga termasuk model yang tak keberatan difoto dengan mengenakan swimsuit. "Aku senang memperlihatkan wajah dan tubuhku di bingkai foto. Banyak orang mengatakan, kebanyakan foto-fotoku seksi, memang aku suka memperlihatkan aura wajah dan tubuhku yang sensual. Aku ingin orang memandang lekukan-lekukan tubuhku atau garis-garis wajahku sebagai seni, bukan dilihat dengan pikiran jorok atau porno, apalagi nafsu. Karena ketika aku memutuskan difoto, itu adalah pekerjaan seni," katanya memberi alasan tentang foto-foto seksi-nya.



Kenapa Zahra tidak terlalu intens menekuni dunia sinetron?
"Menurut aku jadi model adalah pekerjaan yang tidak memakan waktu lama. Tidak sampai berhari-hari seperti syuting. Kalau pemotretan majalah atau produk paling sehari. Demikian juga fashion show tidak makan banyak waktu. Tapi aku tetap menerima job main sinetron kalau kuanggap cocok. Belakangan aku main sinetron 'Pulai Hantu 3'," jelas Zahra.

 
Sebagai remaja, Zahra mengakui, gejolak seks dalam dirinya begitu kuat. Namun ia menilai seks sesuatu yang sakral. Sakral itu bisa berarti atas dasar cinta sama cinta, dilakukan atas dasar suka sama suka. Dengan demikian seks menjadi sesuatu yang indah dan nikmat, dan menjadi sesuatu nyaman dan tentram. Bukan sesuatu yang menyiksa," kata Zahra, lagi-lagi sambil tersenyum.


Bagaimana Zahra memandang pria?
"Pria memberi warna-warni kehidupan bagi seorang wanita. Ia mampu mengisi kekosongan wanita. Pria juga membuat hidup wanita serasa lebih hidup. Pria bisa diajak ngerasain sedih, seneng, cemburu, marah dan benci. Tak bisa dibayangkan wanita hidup wanita tanpa pria. Begitu juga sebaliknya. Pria membawa wanita ke area sejuta rasa, memberi nilai arti hidup. Pendek kata, pria membuat wanita tahu arti mencintai dan mencintai..he..he..he panjang amat, ya, tapi begitulah," kata Zahra, lagi sambil melempar senyum cantiknya lagi.

 
Apa kriteria pria dimatamu?
"Ia harus pengertian, perhatian, penyayang dan penyabar. Karena aku rada keras kepala dan rada egois, dan terkadang masih childish. Kalau fisik, nggak muluk-muluk, tapi yah mau lah yang ganteng, kayak sosok Edison Chen, artis Hongkong yang bandel dan playboy itu, yang sempat diusir dari negaranya karena kasus video make love-nya…he..he..," kata Zahra.


Apa motto hidupmu?
Berjalan lah terus kedepan dan jangan pernah lihat kebelakang, karena semua yang akan kita raih ada ada didepan. Belajar lebih maju, jangan dengarkan hujatan orang. Buat diri kita semakin dewasa dan kuat.




0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons